Minggu, 24 Juli 2011

Apa alasan remaja merokok?


Salah satu hal yang masih memprihatinkan di dunia remaja saat ini adalah aktivitas merokok. Semakin bertambahnya tahun, fenomena merokok di kalangan pelajar semakin marak. Kalau dulu usia paling muda yang berani merokok adalah SMP, kini kita sudah bisa menemukan anak kelas 4 SD yang merokok secara diam-diam bahkan terang-terangan.
 
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain.
 
Kenapa, sih remaja merokok? Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
 
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
 
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
 
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
 
4. Iklan rokok ternyata...
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu. 
 
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
 
1. Kampanye anti rokok juga bagus loh untuk mencegahnya, apalagi jika melibakan sekolah, televisi, radio, dan berbagai media lainnya. Tentunya dengan menyampaikan pesan-pesan yang bermakna.
 
2. Orang tua merokok? Tidak harus ditiru, kan? Ingat, kita punya akal sehat dan sudah mempunyai kemampuan untuk memutuskan sendiri mana yang baik untuk dirimu.
 
3. Meskipun iklan-iklan rokok sekarang ini bagus-bagus, sebaiknya kita harus mulai belajar untuk tidak terpengaruh.
 
4. Orang tuaku tidak merokok, tapi teman-temanku merokok. Gimana, ya? Tak ada salahnya kamu menolak. Percaya dirilah untuk menolak godaan tersebut. Coba berikan alasan yang logis pada mereka, misalnya dampak negatif merokok itu bagaimana, lebih banyak manfaatnya atau kerugiannya, dll.
 
5. Ikut pelatihan atau semacam gerakan anti merokok, seru juga tuh! Kamu akan belajar berkomunikasi, membuat keputusan sendiri, berlatih untuk menyesuaikan diri dengan rasa cemas (anxietas), belajar untuk menghadapi tekanan dari kelompok/teman sebaya, dll.
 
6. Yang paling penting adalah motivasi dari dalam dirimu sendiri untuk tidak merokok. Larangan, hukuman, atau pun paksaan akan percuma jika tak ada dorongan dari dalam diri remaja itu sendiri.




cr : http://freedomofme.multiply.com/journal/item/186/Masih_remaja_kok_sudah_merokok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar