Rabu, 13 Juli 2011

Bibit Pohon Mangga


Seluruh anak memiliki ayah. Seluruh anak menyayangi ayahnya karena ayahnya telah melakukan segala macam hal yang membuat si anak merasa beruntung. Ayah selalu melindungi dan menjaga serta mengajari anaknya karena si ayah menyayangi anaknya.

Suatu hari, aku melihat adikku sedang jongkok di taman membelakangiku. Aku lalu mengintip, apa sih yang sedang dilakukannya sekarang? Ternyata, setelah berhasil melihatnya, aku tahu bahwa adikku sedang mengamati sebuah bibit pohon mangga yang masih kecil. Kemudian aku bertanya pada adikku, apa yang sedang diperhatikannya? Ia lalu menjawab, aku sedang memperhatikan anakku. Memperhatikan anakku? Aku masih belum mengerti dengan ucapannya. Ia kemudian menjawab, aku sangat suka dengan pohon mangga ini. Mangga sangat enak untuk dimakan dan meneduhkan ketika hari masih siang. Sekarang memang aku yang menjaga pohon ini, tetapi nanti pohon inilah yang melindungiku. Begitu kata guruku. Pohon ini sama sepertiku yang berjanji akan menyayangi ayah setelah aku besar nanti.

Aku sedikit kaget setelah mendengarnya. Sungguh, betapa besarnya arti sebuah bibit saja jika kita menganggapnya istimewa. Kita tidak perlu takut jika hanya kita yang menyayangi. Karena Allah Maha Adil, maka kita pasti juga akan disayangi. Dan begitupun sebaliknya. Mungkin pohon terlihat tidak menguntungkan untuk kita. Tetapi, karena hakikat kehidupan yang mengharuskan kita untuk saling berhubungan, maka pohon juga bisa marah dan memberi kita pelajaran. Oleh karena itu, kita harus mulai untuk mengubah sikap dan pola pikir sehingga kita mengerti bahwa seluruh makhluk ciptaan Allah diciptakan untuk kita. Dan kita (manusia) sebagai khalifah juga telah dituntut untuk menjaga dan memimpin bumi menuju jalan yang benar. Maka hendaknya janganlah kita merusak bumi dengan tangan-tangan bersih kita. Karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Dan orang yang beriman adalah orang-orang yang disayangi oleh Allah dan malaikat-Nya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar